Kisah
dalam cerpen cinta sejati ini adalah berdasarkan sebuah kisah nyata seorang wanita yang menyadari penuh bahwa
Ia sangat mencintai laki-laki yang kini menjadi sahabatnya. Tetapi bagaimana
dengan lelaki itu? Apakah Ia juga merasakan hal yang sama terhadap wanita itu?
Hmmm…
SEHARI
[...dan jangan lagi ucapkan janji]
aku
pernah miliki bunga indah warnai hariku
ketika dia pergi
aku hanya bisa menyesali
kudapati bunga indahku telah tertaman
bukan dihatiku
meski masih mencintai
bunga indah itu bukan untukku
hanya wangi dan indahnya yang tersisa untukku
selalu ada dalam hati ini
ketika dia pergi
aku hanya bisa menyesali
kudapati bunga indahku telah tertaman
bukan dihatiku
meski masih mencintai
bunga indah itu bukan untukku
hanya wangi dan indahnya yang tersisa untukku
selalu ada dalam hati ini
Hari
Rabu ini tidak beda dengan hari yang lain di bulan ini. Hujan baru saja
berhenti, walau mendung masih terlihat di langit tapi sepertinya hujan tidak
akan turun lagi. Udara terasa lebih segar, debu yang biasanya berterbangan
tersapu tetesan hujan . Langit biru dan angin yang bertiup pelan menambah segar
siang ini. Siang yang indah. Aku berharap indahnya siang ini tidak hanya di
mata tetapi juga dapat menambah indah hidupku.
Aku
baru saja masuk ke dalam mall, aku tidak perduli dengan orang-orang yang berjalan
di depanku. Meski bukan musim liburan dan akhir pekan tetapi pengunjung siang
ini lumayan banyak dengan tujuan yang berbeda mungkin belanja atau mungkin
hanya sekedar membuang waktu dengan berkeliling mall. Sedangkan aku, tujuanku
hanya satu. Menepati janji.
Aku
sampai di lantai dua dan melirik ke salah satu café di sana dan tidak terlihat
wajah yang aku kenal, aku mengarahkan mataku ke jam tangan, 13.16. Berarti
masih ada setengah jam lebih untuk menunggu dia datang. Aku memutuskan untuk
masuk ke satu café yang berhadapan dengan tempat kita janjian, jadi aku bisa
melihat kalau nanti dia datang.
Secangkir
Cappucino baru saja disajikan di depanku, aku melirik ke pelayannya dan
mengucapkan terima kasih. Aku melanjutkan membolak-balik majalah yang memang tersedia
di café itu sambil sesekali melirik ke café di depan menunggu dia datang.
Waktu
berjalan perlahan Cappucino dalam cangkir masih tersisa setengah dan sama
sekali tidak panas lagi. Perlahan aku mengangkat cangkir dengan niat untuk
menghabiskan sisa kopi sebelum jadi benar-benar dingin. Tanganku tertahan
ketika mataku secara sekilas melihat wajah yang begitu akrab di mataku. Walau
telah bertahun tidak melihatnya tapi wajah itu tidak bakal bisa terlupakan.
Wajah yang dulu begitu akrab denganku.
Sama
sekali tidak banyak yang berubah dari dia. Meski dia lebih kelihatan dewasa dan
lebih… *tiba-tiba jantungku berdetak tidak seperti biasa, berpacu lebih cepat
seperti ingin segera melompat dan mendekat. Sementara hatiku memiliki keinginan
yang lain, menahan kakiku untuk melangkah dan membiarkan mataku untuk
memandangnya lebih lama lagi dari sini. Memandang sepuas hati tanpa harus
mengucapkan sepatah kata melepas rindu yang selama ini terbenam dalam hati.
Dia
menoleh ke dalam café, mungkin sedang mencari-cari tanda
kehadiranku. Tangannya mengeluarkan handphone dari dalam tas . Jari-jarinya
menekan tuts dan kemudian mendekatkan handphonenya ke telinga. Kembali melirik
ke dalam café,…
Handphone
di dalam saku celanaku bergetar. Di layar handphone tertulis namanya. Jawab
tidak, jawab tidak, jawab…
“Hallo…”
“Hallo, aku udah di depan café, kamu di mana?
“Ehh, masih di jalan, ntar lagi sampai.” entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja.
“Kamu tunggu disitu aja dulu, pesan minum atau apalah.”
“Ya udah, aku tunggu di dalam. Tapi jangan lama ya.”
“Enggak, paling lima menitan lagi.”
“Hallo…”
“Hallo, aku udah di depan café, kamu di mana?
“Ehh, masih di jalan, ntar lagi sampai.” entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja.
“Kamu tunggu disitu aja dulu, pesan minum atau apalah.”
“Ya udah, aku tunggu di dalam. Tapi jangan lama ya.”
“Enggak, paling lima menitan lagi.”
Dia
masuk kedalam dan duduk di pojok café. Aku masih memperhatikan dia yang
sekarang lagi berbicara dengan pelayan café. Mungkin lagi memesan minuman.
Sekitar beberapa menit kemudian aku bergerak, membayar kopi yang baru saja aku
minum dan melangkah pelan ke café di depan. Rasanya seperti mau kencan pertama.
Di
depan pintu aku berdiri sejenak menatap ke meja di pojok café, dia sedang sibuk
membaca menu yang ada di depannya.
“Hai,
lama nunggunya. Sorry ya”
Wajahnya
terangkat mencari asal suara yang baru dia dengar. Matanya menatap ke wajahku.
Jantung ini kembali berdetak tidak beraturan. Mata itu. Mata indah yang sampai
saat ini masih tetap menjadi mata yang terindah yang pernah aku lihat.
“Enggak
koq, aku juga barusan sampai.”
2 komentar:
http://detik206.blogspot.com/2017/06/kisah-nyata-petualangan-seks-perempuan.html
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/06/paranormal-muncul-dimakam-julia-perez.html
http://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/06/ustadz-ini-tanggapi-pernyataan.html
http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/06/telah-terungkap-mengapa-1-prajurit.html
HALLO TEMAN-TEMAN DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN TEMAN-TEMAN^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/07/seram-nah-ini-pelaku-bom-bunuh-diri.html
http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/07/nah-ini-dia-perakit-bom-panci-di.html
HALLO BOSS YUK DAFTARKAN SEGERA DI DOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN BOSS ^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683/WA(+855 8748 0626) SILAHKAN DIADD YA:-)
DOMINO206.COM MENYEDIAKAN 7 PERMAINAN
- ADUR-Q
- DOMINO99
- BANDAR-Q
- POKER
- BANDAR POKER
- SAKONG
- CAPSA SUSUN
Posting Komentar