Blogger Widgets
Minggu, 26 Agustus 2012 By: Unknown

Bintang Yang Tak Kembali

Bruk.
“Au,” kata Ocha yang terjatuh saat ditabrak oleh seorang laki-laki saat Ocha sedang mencari tempat duduk di sebuah restoran.
“Maaf, mari saya bantu berdiri,” kata laki-laki tampan itu dan mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
“Ada yang terluka?” tanya laki-laki itu.
“Tidak, terima kasih,” jawab Ocha.
Laki-laki itu terpana melihat keanggunan dan kecantikan Ocha.
“Hmm…Boleh saya tahu nama kamu?” tanya laki-laki itu dengan malu-malu.
“Boleh, saya Zeyla Syifa Rossa, saya biasa dipanggil Ocha.”
“Saya Bintang Erick Pratama, panggil saja Bintang.”
Bintang mengambil dompetnya dan mengeluarkan kartu nama miliknya.
“Ini kartu nama saya, kalau ada perlu, kamu bisa hubungi saya.”
“Terima kasih,” kata Ocha.
Karena Bintang tertarik pada Ocha, Bintang melakukan pendekatan dan memperkenalkan Ocha pada orang tuanya, Ochapun demikian. Hingga akhirnya Bintang melamar Ocha di tempat pertama mereka bertemu.
“Cha, kamu…mau nggak, jadi…istriku?” kata Bintang dengan terbata-bata.
“Kamu yakin, Bin?” tanya Ocha ragu.
“Iya, aku yakin banget sama kamu, aku yakin kamu yang terbaik untukku,” Bintang meyakinkan Ocha.
“Hmm…aku juga yakin kamu yang terbaik untukku, dan aku mau jadi istri kamu,” kata Ocha.
“Terima kasih, Cha, aku senang banget.”
Bintang memeluk Ocha dengan gembira.
Merekapun mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan mereka. Setelah selesai, merekapun menjalani hari-hari mereka seperti biasa. Ocha menjalani kuliah di salah satu PTN yang ada di Kota Bandung, dan Bintang membantu ayahnya mengelola restoran.
Suatu hari, Bintang ditugasi oleh ayahnya untuk pergi ke Pulau Bali melihat kondisi restoran di sana. Karena itu, pada pukul 19.00 Bintang mendatangi rumah Ocha untuk pamit. Merekapun duduk di pendopo rumah dengan disinari cahaya rembulan yang di temani bintang-bintang..
“Cha, besok aku akan pergi ke Pulau Bali untuk melihat kondisi restoran ayahku yang ada di sana,” kata Bintang.
Kok, mendadak? Seminggu lagi kita kan akan menikah,” kata Ocha dengan heran.
“Ayah baru memberi tahu kemarin malam. Kamu tenang aja, Cha, aku akan pulang tiga hari sebelum acara kita,” jawab Bintang.
Tapi, Bin… firasat aku nggak enak, kamu hati-hati ya!” pesan Ocha dengan ragu-ragu.
” Baik, Tuan Putri,” sahut Bintang menggoda Ocha.
Sambil tersenyum Ocha mengangkat kepalanya melihat ke langit.
“Bin, kamu lihat, deh, bintang itu terang banget ya!?” sahut Ocha sambil menunjuk salah satu bintang di langit.
“Oh, yang itu? Aku juga lihat. Gimana kalau bintang itu kita jadikan bintang kenangan kita berdua? Jadi walaupun kita jauh, kita bisa lihat bintang itu di tempat yang bebeda,” kata Bintang.
“Boleh juga tuh, jadi kalau kangen tinggal lihat bintang itu aja, hahaha…” sahut Ocha sambil tertawa.
“Ya udah deh, aku pulang dulu ya, Cha, udah malam nih,” kata Bintang berpamitan
“Ok deh. Hati-hati ya, Bin,” pesan Ocha.
“Daaahhh,” ujar Bintang sambil melambaikan tangannya..
Esok harinya, saat makan siang, handphone Ocha berdering, ternyata sms dari Bintang. Ia pun membacanya dengan semangat.
Ocha, hari ne ak brgkt.
Slma ak prgi kmu jga diri ya!
Kmu hrs jnji sma ak nggak blh sdih krn ak tinggal.
Slm buat kluarga kmu. Ak syg kmu, cha.
“Aku juga sayang kamu, Bintang,” sahut Ocha spontan setelah membaca sms tersebut.
Pesawat yang ditumpangi Bintang pun lepas landas dengan baik. Tetapi ternyata naas, pesawat yang ditumpangi Bintang mengalami kecelakaan di tengah perjalanan, dan Bintangpun menjadi korban.
Setelah mengetahui berita tentang calon suaminya, pernikahanpun dibatalkan.  Hampir setiap malam yang cerah Ocha selalu memandang bintang yang mereka jadikan sebagai bintang kenangan mereka, dan membaca pesan yang dikirim oleh Bintang yang merupakan pesan terakhir untuknya. Ternyata firasatnya benar, Bintang pergi untuk selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar