Blogger Widgets
Rabu, 29 Agustus 2012 By: Unknown

Cinta Terakhir

Abi masih memandang foto yang tergeletak di pinggir tempat tidurnya. Bayangan dalam foto itu tersenyum indah, sambil menggenggam sekuntum bunga Lili berwarna putih yang tampak serasi dengan warna gaunnya.
“Abi…” panggil Via perlahan.
Abi hanya diam tak menjawab seruan di belakangnya. Ia hanya diam, tak bergeming. Tanpa ia sadari, setitik airmata mengalir di pipinya.

“Abi…” ujar Via lirih. Via hanya mampu menghela napas dan meninggalkan Abi sendiri.
Perlahan, Abi memutar sebuah lagu, Beautiful Girl yang dinyanyikan oleh Jose Mari Chan. Sebuah lagu lama yang sangat disukai seseorang yang dicintainya, seseorang yang tersenyum dalam foto itu.
“Kamu suka lagu ini kan? Mau bernyanyi bersamaku?” ujar Abi pelan.

Dari kamar itu sayup-sayup terdengar sebuah lagu.
…beautiful girl wherever you are…I knew when I saw you… you had opened the door… I knew that I’d love again…after a long long while I’ve love again…
“Aku tak menyadari… begitu cepat waktu berlalu… Rasanya baru kemarin aku bertemu denganmu… Namun kini… semuanya telah berubah.. Ya kan, Via?” ujar Abi lirih.
…It was destiny’s game… when love finally came on… I rushed in line only to find that you were gone…
“Kini… aku benar-benar kehilanganmu. Untuk selamanya…” lanjut Abi lirih
Beberapa orang tampak masih berdiri hanya untuk sekedar bertegur sapa dan berbincang-bincang sejenak. Mereka sepertinya turut merasakan duka di hati Abi. Sedangkan Via yang tampak pucat dan lemah, hanya mampu menatap Abi dari jauh. Hanya memandang Abi-nya dari jauh.
Abi yang saat itu duduk di pinggir sebuah gundukan baru, tak dapat melepaskan pandangannya dari nisan yang bertuliskan Via Miranti, lahir 19 Oktober 1956, meninggal 21 Juni 2007.
“Terima kasih karena telah bersamaku selama 26 tahun… Aku akan merindukanmu…” ujar Abi lemah.
Malam itu tak banyak bintang di langit. Bulan pun tak tampak karena tertutup awan. Abi duduk sendirian sambil memandang langit.
“Via…,” ujar Abi. “Kamu masih ingat, saat pertama kali kita bertemu…?
“Saat itu kamu sedang berdiri di sebuah danau, sendiri. Aku melihatmu dan kamu tersenyum padaku.”
“Kamu ingat saat itu hari apa? Saat itu hari ulang tahunmu, 19 Oktober. Aku masih ingat… Sebab, saat itulah pertama kalinya aku mengenalmu…” lanjut Abi.
“Via, apa kamu tahu… Saat itu aku tidak berani menatapmu karena aku takut. Aku takut mencintai seseorang. Aku takut mencintaimu… Karena kau begitu berharga sehingga membuatku takut kehilanganmu…” kata Abi pelan.
“Tapi, takdir berkata lain. Ternyata kita dipertemukan lagi…” ujar Abi sambil tersenyum.
Begitu lamanya Abi memandang langit, sampai-sampai ia tak menyadari seseorang telah duduk di sebelahnya.
“Pasti bertemu lagi…” kata Via. “karena sudah ditakdirkan dengan Umi, ya kan, Abi?” lanjut Via tersenyum pada Abi-nya.
Abi lalu memandang Via yang telah duduk di sampingnya. Ia tersenyum, begitu pun Via.
“Senyumanmu sama seperti miliki ibumu, Via…” ujar Abi dalam hati.
…beautiful girl… I’ll search on for you… ‘til all of your loveliness in my arms come true… you’ve made me love again… after a long long while in love again… and I’m glad that it’s you… beautiful girl…
“Kami akan merindukanmu, Via…” bisik Abi.

0 komentar:

Posting Komentar