Tanpa kuawali dengan suatu cerita
tapi sebuah realita.....
Emh . . . .
Aku mengerti, memang keadanku
seperti ini, tapi cara kalian meNYATAkan terkadang membuatku merasa seperti
sebuah ilalang di antara para raja di taman bunga, seperti seekor semut di
antara gajah dan jerapah.
Pernah terpikir “adilkah
ini” tapi selalu kujawab sendiri “inilah anugrah
Allah yang maha adil”, ya, jawaban itu yang membuatku trsenyum , , ,
membuatku sadar bahwa tolok ukurnya bukan sekedar “seberapa tinggikah
jerapah” “seberapa besarkah gajah” atau “seberapa terhormatkah
sang raja”
Aku merasa sebagai tinta
merah dalam catatan kalian Aku tak lebih hanya manusia kecil biasa yang
cenderung terabaikan dan terlupakan dan lagi aku tersenyum menyadarinya.
Kawan . . . .
Aku memang pembangkang, yang tidak
mengerti akan aturan dan jalan pikir kalian. Aku tak lebih hanya manusia yang
mengecewakan dan terabaikan
Saat ingin bicara dengan kalianpun
aku merasa amat sangat sungkan, aku menjadi bodoh di depan kalian,
aku menjadi tersangka di depan kalian, aku menjadi orang yang tidak pernah
benar di depan kalian.
Kalau boleh jujur, aku hanya ingin
suasana yang hangat tanpa menghilangkan sang raja,jerapah dah gajah. Tapi apa
daya aku hanya coretan tinta merah.
Aku sadar amat sangat
sulit untuk menjadi ilalang seindah mawar, untuk menjadi semut sebesar
gajah.
Tapi yang aku tahu, , , gajah dan
jerapah pun akan mencium tanah pada saatnya, kuasa dan kehormatan sang raja
akan hilang pada masanya.
Kawan, , , ,
Taukah teriakan dalam hati kecilku.
Taukah semangat dalam jiwaku. Taukah pikir dalam otakku.
Semua itu hanya harapan dan
rencana, dan aku yakin dan percaya hal itu bukan tidak mungkin selama ALLAH
masih ada.
Bukan sebuah keinginan membangakan
diri Bukan sebuah keinginan meninggikan hati
tapi,,,
keinginan merubah catatan tinta
merah menjadi goresan tinta emas di hati kalian demi orang yang paling berjasa
dalam hidupku

0 komentar:
Posting Komentar